Pasukan simak s.d. 2018: Kalo eross candra dengan ciamiknya menghadirkan Jogja yang Berhati Nyaman punya kisah klasik untuk masa depan (sheila on7). Cah Klaten Bersinar kepengen juga punya kisah klasik untuk dikenang. Dengan dimensi yang berbeda, potongan gambar ini, paling tidak dapat menjadi pengingat kebersamaan saya dengan rekan-rekan seperjuangan di tempat kami berkarya.
Mengawali gawe menjadi pegawai negeri di akhir tahun 2004, uppssss.... seolah baru kemaren... sembilan ahli madya kebendaharaan negara jebolan jurang mangu mulai "beneran" melangkahkan kaki ke pusat nusantara: Jakarta , bahkan pusatnya Jakarta: Jakarta Pusat... klo ini baru namanya core of the core-nya Indonesia...😑
Langkah kaki mereka ternyata tertuju di gedung tua berlantai tiga tepat di belakang patung pembebasan irian barat - gedung daendels kami menyebutnya. Gedung yang memiliki nilai historis tinggi ini konon mulai dibangun pada 7 Maret 1809 atas prakarsa Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels (sumber: Kemenkeu). Pernah work from office (WFO) di gedung ini menjadi pengalaman untuk dikenang sekaligus pertanda akan kedewasaaan usia...😇 Gedung ini selanjutnya dinamakan gedung AA Maramis yang saat ini sedang dilakukan perbaikan (restorasi) setelah kami tinggalkan sekitar tahun 2009-2010 untuk pindah ke gedung kembar Djuanda 2.
masa pembelajaran
Setelah disebar di empat tempat berbeda, saya bersama dua rekan lain - yang nantinya akan menuai sukses di tempatnya masing - ditempatkan di bagian inventarisasi dan penghapusan. Bagian inilah yang nantinya berkembang menjadi core pengelolaan BMN. Nahkoda kapal Kementerian Keuangan saat itu masih dibawah kendali Alm Bapak Jusuf Anwar yang selanjutnya dipegang oleh Ibu SMI untuk periode kepemimpinan pada 2005 s.d. 2010. Nuansa transisi dari reformasi birokrasi yang sedang dibangun waktu itu masih menyisakan perpaduan budaya lama dengan semangat baru. gaji masih kami terima dalam bentuk tunai, dengan petugas gaji yang rasa-rasanya memiliki posisi tawar yang lebih tinggi 😎 jumlahnya waktu itu sekitar 900rb, alhamdulillah "cukup" dan "sisa".
Penempatan pertama yang konon begitu bermakna rasanya memang ada benarnya. Suasana yang terbangun pada penempatan pertama lebih berasa nuansa kekeluargaan. ketika ada yang sakit, kami rame-rame dan bersemangat untuk menjenguk.... meskipun niatan cabut kantor dan makan siang bareng lebih kental...😀 Di tempat ini kami dikenalkan bahwa setelah pulang kantor sebaiknya silaturahmi dulu ke tempat-tempat yang dapat menggerakkan perekonomian masyarakat. Mulai dari sabang sampe e.x., oh laa laa dan bowling menjadi hal yang mulai kami pelajari. Edi, senior kami yang notabene juga bos kami yang begitu dicintai banyak umat punya hobi memberikan kami mata kuliah kuliner ibu kota. Dengan latar belakang jurang mangu "waktu itu" - dimana roti mamat dan warung bu bor udah menjadi sebuah prestasi tersendiri untuk dikunjungi - kondisi ini memberikan kami kekagetan psikologis nan melalaikan.
punggawa simak bmn
setelah beliau purna tugas, beberapa senior dan rekan mulai hijrah ke berbagai tempat. Bagian inventarisasi dan penghapusan dipecah menjadi dua bagian dimana aku dan satu rekan seangkatan menjadi punggawa simak bmn (dulu sabmn) mulai dari lahirnya sampai nanti meninggal di 2018. bagian ini mengajarkan kepada kami bahwa Indonesia itu luas, kami diberikan kesempatan untuk memotret secara langsung nusantara mulai dari Aceh sampai dengan Papua.
Mengarungi lautan dan pulau-pulau nusantara ini menjadi bagian dari kebersamaan kami bahkan ada istilah kalau bagian ini lagi di kantor berarti tidak sedang bekerja.. 👀 Masih jelas teringat bagaimana kami menyempatkan diri untuk blusukan.
Tanjung Bara - berbekal waktu luang lebih, temen-temen yang agak kurang sopan ke atasan ini meninggalkan makassar untuk blusukan sampai tanjung bara. Tak percuma, gradasi lautan hijau biru bening dengan pasir putih yang lembut bak tepung terigu menyambut kedatangan setelah sekitar 4-5 jam perjalanan.
Bromo - pesonanya di penghujung malam menyambut fajar memang berhasil memancing kami (yang akhirnya cuma berdua) untuk nekat ikutan open trip ke bromo. Keputusan random yang berbuah meet up di alun-alun kota malang tepat satu jam sebelum tengah malam ini menghadirkan kenangan yang sedikit "mengharukan". Wawan, rekan seangkatan yang mulai beruban ini tampaknya cukup berkesan mengarungi samudra pasir hanya dengan sepasang sendal hotel.
Olele - hiu paus unik yang ingin dituju nyatanya tidak sedang bermukim di gorontalo. Olele - wisata bawah laut yang sangat cantik dengan terumbu karang yang masih terpelihara dengan baik dihiasi biota laut warna warni memanjakan rasa penasaran kami akan dunia bawah laut. Bersama bre WDN yang memang lagi seneng-senengnya nyelem, olele menjadi tempat sempurna untuk snorkling dan menyelam.
Ternate - Tidore
Ingat ternate ingat seribu rupiah.. Ya, keindahan pulau maitara yang tergambar pada uang seribu rupiah yang beredar sekitar tahun 2015 terlihat jelas dari pulau Ternate dengan dua gunung, perahu dan nelayan. Namun hal yang mengundang rasa penasaran justru pulau seberangnya yaitu tidore - yang mengingatkan pelajaran sejarah waktu sekolah dasar tentang kerajaan di sulawesi Ternate - Tidore. Saking penasarannya, kami ikut naik kapal penumpang penduduk untuk menyeberang dan mencari lokasi kerajaan Tidore. Kapal, angkot, perasaan asing dan no-internet cukup memberikan tekanan pada adrenalin kami. Pun demikian setelah tiba di lokasi kerajaan Tidore yang ternyata hanya sebuah rumah besar dengan halaman yang cukup besar namun tidak terlalu luas untuk sebuah kerajaan.
Belitong
Mungkin ini gawe paling rame yang pernah saya ikuti, hampir satu bagian ikutan ke tempat ini, Memang momen ini menjadi momen-momen akhir pimpinan unit yang konon ingin berkunjung ke belitong. Tak salah memang daerah asal laskar pelangi ini menjadi dikenal luas. Andrea Hirata sungguh memberikan sumbang sih besar bagi daerah asalnya dimana kami dibawa untuk membayangkan dan membandingkan isi buku laskar pelangi dengan kondisi asli di belitong. Lautan dangkal yang bening dapat dengan mudah ditemukan. Batu-batu besar di lautan menjadi salah satu ciri khas dari indahnya belitong.
Lombok
Kota wisata ini memang favorit untuk dikunjungi segenap lapisan pegawai negeri. rasanya ini juga menjadi kota kedua yang hampir satu bagian bergabung dalam project. Daya tarik lombok sepertinya masih akan berlangsung lama dan kalo dikelola dengan baik akan mampu untuk tumbuh seperti Bali. Hal yang terkenang disini justru bincang senja sambil ditemani kelapa muda. Ada nuansa sendu waktu itu. - sekian dl, to be continued -
melenakan namun hal yang patut untuk dikenang "kebersamaan dan pertemanan"
terima kasih teman.
Komentar
Posting Komentar